Memahami Partisi Harddisk di Linux

Setelah tahu bagaimana caranya menjalankan linux melalui flashdisk atau kartu memory, apa kita sudah bisa menginstall Linux di komputer kita?

Tunggu dulu sobat. Nggak sabaran banget sih. Hehehe... Sebenarnya kamu sudah bisa menginstallnya kok. Asalkan, kamu memahami partisi harddisk di Linux. Kalau belum memahaminya, silakan kamu baca tutorial ini.

Perhatian: Jika kamu mencoba tutorial ini step by step, kamu tidak akan kena resiko kehilangan data. Tapi apabila hal itu terjadi juga, mohon maaf saya tidak bertanggung jawab atas kehilangan data penting.



Tutorial berikut ini sebenarnya adalah hasil terjemahan dan olahan dari sini. Dan saya mengutipnya tanpa seizin penulis karena penulisnya adalah saya sendiri. Hehehe...

Membuat partisi bisa menggunakan aplikasi Norton Partition Magic (for Windows, program berbayar) atau kalau di Linux kita bisa gunakan gparted.

Untungnya, Linux Mint 13 Maya secara default menyertakan aplikasi gparted. Hanya saja Linux Mint 13 Maya hanya menyertakannya di versi Live. Sedangkan jika kita menginstall, program tersebut tidak ada. Mengapa gerangan? Hal ini wajar karena menjalankan gparted setelah terinstall adalah hal yang mubazir karena kita nggak bisa memanipulasi hard disk yang merupakan mount point dari root directory (/) (mudeng nggak sih? kalo nggak mudeng ya dimudeng-mudengin).

OK Lanjut...

Jalankan Linux secara Live
Kalau ini sih mutlak. Kamu bisa menggunakan Linux Mint Live seperti yang kita buat di tutorial sebelumnya atau menggunakan gparted Live atau Linux apapun deh yang penting ada aplikasi gparted dan dijalankan Live.

Jalankan gparted
Jika menggunakan Linux Mint Live, cari di kategori Administration. Atau buka terminal (dengan menekan kombinasi Ctrl + Alt + T dan ketik gparted.

Catatan: Harap menggunakan distro Linux Live TERBARU! Sebab gparted versi lama ada masalah dengan kompatibilitas partisi ntfs!

Tampilannya kurang lebih sebagai berikut,

Tampilan gparted

Tampilannya TENTU berbeda di setiap komputer.

Pada contoh di atas, kita dapati beberapa informasi, antara lain:

  • Ada dua partisi yang sedang aktif yakni /dev/sda1 dan /dev/sda2.
  • Dua-duanya berformat ntfs file system. File system yang digunakan oleh Windows.
  • Partisi pertama /dev/sda1 berukuran 97.65 GB dengan space tersedia 73.98 GB dan terinstall sebagai partisi boot (lihat kolom Flag). Artinya, ketika komputer menyala dan booting lewat hard disk ini, maka partisi ini mengatur sistem operasi mana yang akan berjalan.
  • Partisi kedua adalah dev/sda2 berukuran 135.23 GB dengan space tersedia 116.07 GB. Partisi ini berlabel Data. Kemungkinan ini adalah partisi khusus yang digunakan di Windows untuk menyimpan data-data.
  • Baris ketiga, allocated adalah partisi yang belum diapa-apain.

Nah, sampai sini kita sudah belajar bagaimana membaca tabel partisi di program gparted. Mungkin brother/sister bertanya apa sih /dev/sda itu? Okay... Saya jelaskan sekelumit saja ya.

Tidak seperti Windows, Linux memperlakukan semua perangkat sebagai file (dan direktori) dengan direktori tertinggi adalah root (ditandai dengan slash atau garis miring "/").

Sebuah hard disk atau media penyimpanan lainnya (termasuk juga modem), dikenal di linux di bawah direktori /dev (dibaca: root dev atau device directory). Jadi di Linux nggak ada yang namanya drive A:, B:, C:, D: sampai Z:. Semuanya dianggap sebagai file.

Kita tidak dapat mengakses isi dari sebuah hard disk hanya dengan membuka device directory. Tetapi dengan me-mount partisi tersebut. Sebenarnya Windows juga melakukan hal yang sama hanya saja kita tidak menyadarinya. Linux versi lama melakukannya secara manual. Sedangkan Linux versi terbaru, termasuk Linux Mint 13 Maya yang merupakan turunan dari Ubuntu 12.10 Precise Pangolin, melakukannya secara otomatis. Jadi beruntunglah kita, tidak dipusingkan dengan mount/unmount secara manual.

Direktori yang digunakan untuk mengakes isi hard disk disebut mount point (dengan mount point tertinggi adalah root).

Format device directory adalah /dev/jenisdurutan hard diskurutan partisi.

Jadi, partisi /dev/sda1 artinya hard disk dengan jenis s atau SATA dengan urutan hard disk a dan urutan partisi 1.

Dengan demikian pada kasus saya, hanya ada satu hard disk yakni /dev/sda dan ada dua partisi yakni /dev/sda1 dan /dev/sda2.

Cukup segitu saya jelaskan tentang partisi di Linux ya. Nanti akan saya jelaskan lagi teorinya sambil jalan.

Bikin partisi kosong

Untuk installasi Linux di dalam hard disk, setidaknya kita butuh 2 partisi. Partisi pertama untuk mount point root (/) (biasanya berformat ext3, ext4, dan sebagainya), dan yang kedua adalah partisi swap (ukurannya biasanya 2 x jumlah memory RAM kamu).

Saat ini kita nggak perlu pusing dulu soal bikin partisi. Cukup kita sediakan dulu partisi kosong. Untuk itu kita perlu mengurangi size partisi yang sudah ada. Dalam hal ini, misalnya, saya akan mengubah / mengurangi size dari partisi /dev/sda1.


Klik kanan /dev/sda1 dan pilih Resize/Move seperti pada gambar nggak jelas berikut,

Resize Partisi

Kemudian akan muncul kotak dialog. Saya mengurangi partisi sebesar 22 GB (20 GB untuk root dan 2 GB untuk swap).

Mengurangi partisi

Ingat lho! Sesuaikan dengan keadaan partisi hard diskmu. Linux memerlukan setidaknya 5 GB untuk root.

Pra hasil resize kurang lebih sebagai berikut,

pra hasil

Prosesnya belum selesai sampai di sini. Namanya juga pra hasil. Jika kamu merasa ada kesalahanan, segera klik Undo dan lakukan perbaikan. Jika kamu sudah yakin dengan perubahan yang akan terjadi, klik Apply.

Proses berjalan,

Proses Resize

Kalau sukses, muncul begini,

Proses Sukses

Nah, sampai sini kamu sudah bisa menyediakan partisi kosongan dengan menggunakan gparted untuk kemudian diinstall Linux. Sekaligus belajar memahami bagaimana partisi di Linux. Nggak sulit kan kalau kita mau belajar. Berbeda itu nggak berarti sulit.

8 komentar:

  1. mau tanya dong mas soal partisi ...
    saya pnya hardisk 500GB yg sudah saya bagi antara root,swap dan home .
    smua data2 penting saya ad di partisi home jika saya mau upgrade ubuntu tp g'mna yua biar datanya g ilang ???
    terima kasih .

    BalasHapus
  2. Pada waktu installasi, Anda pilih yang Advanced (atau di Ubuntu dan Mint ada pilihan Something Else).

    Nah, dari situ Anda bisa pilih folder /home /swap dan /root nya mau di-mount ke partisi mana.

    TAPI JANGAN SAMPAI ANDA CENTANG FORMAT PARTITION LHO!!!

    Saya beberapa kali install distro nggak pernah ada masalah kehilangan data. CMIIW.

    BalasHapus
  3. om, mau tanya dunk. format partisi di linux kan ada ext3, ext4 dll. yang kita pilih sebaiknya yg mana tu?? emang bedanya dmana??

    BalasHapus
  4. mas mau tanya,,saya masih pemula
    hardish saya 500gb,memory 4gb,
    partisinya berapa besarnya untuk swap,home,root,boot?
    mohon bantuannya,,,trims

    BalasHapus
    Balasan
    1. sya jg mas pemula kl punya sya HD 500gb RAM 2gb,mau di full untuk linux semua cara bagi ny gmna y??
      mohon bantuan

      Hapus
  5. gan, ane mau jadikan 3 partisi menjadi dua, gmn caranya biar data juga gag hilang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mencoba menjawab gan,
      Pertama, kosongkan dulu partisi yang akan dihilangkan
      Kedua, hilangkan partisi dengan aplikasi yang sama dengan postingan ini gan.
      terakhir, coba direstart gan.

      CMIIW

      Hapus
  6. mau nanya mas, kalau di /dev/sda1 space tinggal 30Mb supaya space lebih besar apa saja yang bisa di hapus? trims

    BalasHapus